PALANGKA RAYA, Kaltengmaju.Com-
Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang
Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko hadiri Konferensi Pers Berita
Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Prov Kalteng, di Ruang Vicon Kantor
BPS Prov setempat, Selasa (8/4/2025).
Kepala BPS Prov Kalteng, Agnes Widiastuti mengatakan,
inflasi Kalteng pada Maret 2025 sebesar 1,33 persen (y-o-y), berada di atas
rata-rata nasional, yaitu 1,07 persen (y-o-y).
"Sedang untuk month-to-month (m-t-m), Kalteng
mengalami inflasi 1,71 persen, dan juga berada di atas rata-rata nasional,
yaitu sebesar 1,65 persen," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, komoditas yang dominan
memberikan andil inflasi bulanan di Kalteng, antara lain tarif listrik sebesar
1,30 persen; cabai rawit sebesar 0,15 persen; bawang merah sebesar 0,08 persen;
emas perhiasan sebesar 0,04 persen; dan mie kering instan sebesar 0,03 persen.
"Meskipun secara umum mengalami inflasi, ada
beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga atau deflasi di Kalimantan
Tengah, di antaranya daging ayam ras (0,16 persen), bayam (0,03 persen), ikan
nila dan ikan peda (masing-masing 0,02 persen), dan kangkung (0,01
persen)," ungkapnya.
Agnes menyebut, Indeks Harga Konsumen (IHK) empat
kabupaten/kota di Kalteng secara month-to-month seluruhnya mengalami inflasi.
"Inflasi month-to-month di Sampit tercatat sebesar
1,77 persen, Kabupaten Kapuas sebesar 1,59 persen, Kabupaten Sukamara sebesar
2,07 persen, dan Kota Palangka Raya sebesar 1,69 persen," tuturnya.
Agnes menambahkan, komoditas yang dominan memberikan
andil inflasi bulanan di keempat kabupaten/kota IHK di Kalteng tersebut, yaitu
tarif listrik, cabai rawit, dan bawang merah.
"Permintaan terhadap berbagai komoditas bahan
makanan mengalami peningkatan terutama bumbu-bumbuan, seperti cabai rawit,
bawang merah, cabai merah, dan bawang putih. Hal ini dikarenakan meningkatnya
permintaan seiring banyaknya pedagang musiman yang berjualan lauk untuk berbuka
puasa," imbuhnya.
Ia juga menyebut, kenaikan harga bawang merah diakibatkan
berkurangnya stok dari sentra produksi di Jawa, dimana belum memasuki masa
panen dan menurunnya hasil produksi yang disebabkan curah hujan yang cukup
tinggi.
"Selain itu emas dan perhiasan juga mengalami kenaikan
harga dikarenakan harga emas dunia yang masih terus meningkat, menjelang Hari
Raya Idulfitri ada kecenderungan masyarakat untuk membeli emas perhiasan,"
tukasnya.
Menanggapi hal itu, Sahli Gubernur Yuas Elko mengatakan,
Pemprov Kalteng terus melakukan upaya secara maksimal agar inflasi di Kalteng
tetap stabil.
"Beberapa waktu lalu Bapak Gubernur sudah melakukan
panen raya dan pengecekan Rice Milling Unit (RMU) di Kabupaten Pulang Pisau.
Bapak Gubernur juga mengecek pabrik pakan ternak. Bapak Gubernur ingin
memastikan ketahanan pangan di Kalteng menguat dan bisa mensejahterakan para
petaninya," ujarnya.
Yuas menambahkan, Pemprov Kalteng juga terus menggalakkan
gerakan tanam cabai sebagai salah satu upaya dalam menekan angka inflasi.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, jajaran BPS Prov
Kalteng, perwakilan Kepala Perangkat Daerah dan insan pers. (mmc/foto: arf)